KELOMPOK I
DEFINISI KURIKULUM
Ø Menurut Robbert Zais kurikulum adalah suatu rangkaian unit materi belajar yang disusun
sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mempelajarinya berdasarkan kemampuan
awal yang dimiliki atau dikuasai sebelumnya.
Ø Menurut R.C.Doll Kurikulum adalah segala upaya sekolah untuk mempegaruhi sisiwa supaya
belajar, baik didalam ruang kelas, dihalaman sekolah maupun diluar sekolah.
Ø Menurut Mauritz Johnson
kurikulum hanya
berkenaan dengan serangkaian terstruktur hasil pembelajaran tertentu, hasil
yang dicapai dari hasil belajar siswa.
John D. Mc Neil membagi
kurikulum menjadi 5 kelompok yaitu:
1)
kurikulum ideal (Ideal curriculum),
Ideal
curriculum adalah kurikulum yang diinginkan kurikulum
tersebut semuanya berasal dari otak (ide).
2)
kurikulum potential/formal (Formal curriculum),
Formal
curriculum adalah kurikulum tertulis
berkenaan dengan lembaga pendidikan atau sebuah mata pelajaran tertentu.
3)
kurikulum dalam persepsi (Perceived curriculum),
Perceived
curriculum adalah apa yang dipersepsikan para guru/ dosen berkenaan dengan kurikulum
mata pelajaran/ mata kuliah tertentu..
4)
kurikulum operasional (Operational curriculum),
Operational curriculum adalah
apa yang sebenarnya terjadi di ruangan kelas secara nyata. kurikulum yang dialami (Experienced curriculum).
Eksperiental
kurikulum (experienced curriculum)
yakni apa yang sebenarnya terjadi dan dialami oleh para siswa di dalam kelas
maupun diluar, di lingkungan sekolah maupun diluar sekolah ketika mempelajari sesuatu. kehidupannya.
Pengaplikasian inilah yang menjadi tolak ukur keberhasilan belajr mengajar.
KELOMPOK II
Landasan-Landasan Kurikulum
A. Kerangka Dasar Kurikulum
1. Landasan Filosofis
Landasan
filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang
akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan
masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Berdasarkan
hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
a) Pendidikan berakar pada budaya bangsa
untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.
b) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa
yang kreatif.
c) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan
kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin
ilmu.
d) Pendidikan untuk membangun kehidupan
masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai
kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan
berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik.
2.
Landasan
Teoritis
3.
Landasan
Yuridis
a) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional;
B. Struktur Kurikulum
1.
Kompetensi
inti
Kompetensi
inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu.
2.
Mata
Pelajaran
·
Struktur
Kurikulum Pendidikan Menengah
·
Struktur
Kurikulum SMK/MAK
3.
Beban
Belajar
Beban
belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
4.
Kompetensi
Dasar
Kompetensi
dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Kelompok III
Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia
ü Awal kurikulum
terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rentjana Pembelajaran 1947. Kurikulum
ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena
pada saat itu masih dalam psoses perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi
ciri utama kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter
manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
ü Setelah rentjana
pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami penyempurnaan.
Dengan berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Yang menjadi ciri
dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran
yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
ü Usai tahun 1952,
menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum
pendidikan di Indonesia. Kali ini diberi nama dengan Rentjana pendidikan 1964.
yang menjadi ciri dari kurikulum ini pembelajaran dipusatkan pada program
pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, kerigelan dan
jasmani.
ü Kurikulum 1968
merupakan pemabaharuan dari kurikulum 1964. Yaitu perubahan struktur
pendiddikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan khusus. Pemabelajaran diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan serta pengembangan fisik yang sehat dan kuat.
ü kurikulum 1975 sebagai
pengganti kurikulum 1968 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien
dan efektif. Metode materi dirinci pada Prosedur Pengembangan Sistem Instruksi
(PPSI). Menurut Mudjito (dalam Dwitagama: 2008) Zaman ini dikenal dengan
istilah satuan pelajaran yaitu pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan
dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan intruksional khusus (TIK), materi
pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
ü Kurikulum 1984
mengusung proses skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi
faktor tujuan itu penting. Kurikulum ini juga sering disebut dengan kurikulum
1975 yang disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebgai subyek belajar. Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,hingga melaporkan. Model ini
disebut dengan model Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
ü Kurikulum 1994 bergulir
lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin
mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan
proses,” kata Mudjito menjelaskan (dalam Dwitagama: 2008). Kurikulum 1994
dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan
Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini
berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari
sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang
pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi
kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
ü Pada era ini kurikulum
yang dikembangkan diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK adalah
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan
sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002).
Kurikulum ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan
(kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya
dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap serangkat
kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu
dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.
ü Kurikulum ini dikatakan
sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). KTSP ini merupakan bentuk implementasi dari UU No. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan
antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun
dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1)standar
isi, (2)standar proses, (3)standar kompetensi lulusan, (4)standar pendidik dan
tenaga kependidikan, (5)standar sarana dan prasarana, (6)standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan (7)standar penilaian pendidikan.
ü Kurikulum kita 7 kali
telah mengalami pergantian. Faktor-faktor apa saja yang menyababkan perubahan
itu. Jika diamati perubahan kurikulum dari tahun 1947 hingga 2006 yang menjadi
faktor atas perubahan itu diantaranya: (1) menyesuaikan dengan perkembangan
jaman, hal ini dapat kita lihat awal perubahan kurikulum dari rentJana
pelajaran 1947 menjadi renjtana pelajaran terurai 1952. Awalya hanya mengikuti
atau meneruskan kurikulum yang ada kemudian dikembangkan lagi dengan lebih
menfokuskan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. (2) kepentingan politis
semata, hal ini sangat jelas terekam dalam perubahan kurikulum 2004 (KBK)
menjadi kurklum 2006 (KTSP). Secara matematis masa aktif kurikulum 2004 sebelum
diubah menjadi kurikulum 2006 hanya bertahan selama 2 tahun. Hal ini tidak
sesuai dengan perkembangan sebelum-sebelumnya. Dalam kurun waktu yang singkat
ini, kita tidak bisa membuktikan baik tidaknya sebuah kerikulum. Hal senada
juga diungkapkan oleh Bagus (2008), menyebutkan bahwa lahirnya kurikulum 1968
hanya bersifat politis saja, yaitu mengganti Rencana pendidikan 1964 yang
dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
Kelompok IV
Subject Centered Design
Merupakan suatu desain kurikulum yang berpusat pada
bahan ajar atau pada isi dan materi yang akan diajarkan. Kurikulum tersusun
atas sejumlah mata pelajaran. Pada pola desain ini terbagi dalam 3 jenis,
yaitu:
1. The Subject Design
Pada pola ini kurikulum ditekankan pada isi/ materi
pelajaran dan disajikan secara terpisah-pisah dalam bentuk mata pelajaran. Pada
pola ini siswa ditekankan untuk menguasai fakt-fakta dan informasi, sehingga
siswa mengusai bahan hanya pada tahap hafalan, dan verbalistis.
2. The Disciplines Design
Bentuk ini merupakan pengembangan dari subject
design, yaitu pola kurikulum yang menekankan pada materi pelajaran. Namun dalam
disciplines ini telah ada kriteria yang tegas tentang ilmu, yang membedakan
suatu pengetahuan itu disiplin ilmu atau bukan. Selain itu pada
pola ini juga lebih menekankan pada pemahaman. Peserta didik didorong untuk
memahami logika, ide, konsep dan prinsip-prinsip penting, sehingga mampu
melihat hubungan berbagai fenomena yang ada.
3. The Broad Fields design
Pada pola ini mulai dihilangkan pemisahan antar
mata pelajaran, tetapi dilakukan penggabungan beberapa mata pelajaran yang
berdekatan atau berhubungan. Misalnya: sejarah, geografi, dan ekonomi di gabung
menjadi ilmu pengetahuan sosial.
Kelebihan:
- Mudah
disusun, dilaksanakan, dievaluasi dan disempurnakan
- Pengajarnya
cukup hanya menguasai bahan yang akan diajarkan, tidak perlu dipersiapkan
khusus.
Kelemahan:
- Karena
pengetahuan diberikan secara terpisah-pisah, hal itu bertentangan dengan
kenyataan, sebab kenyataannya pengetahuan itu satu kesatuan.
- Peran
peserta didik sangat pasif, karena hanya mengutamakan bahan ajar.
- Pengajaran
lebih menekankan pengetahuan dan kehidupan masa lalu.
Learned centered design.
Berbeda dengan subject centered, yang
mengedepankan isi kurikulum, maka learned centered lebih mengutamakan
peserta didik. Sebab, peserta didik adalah suatu organisme yang punya potensi
untuk berbuat, berperilaku, belajar dan juga berkembang sendiri. Sehingga
pengorganisasian kurikulum didasarkan atas minat, kebutuhan dan tujuan peserta
didik.
Pola desain ini terbagi dalam 3 jenis yaitu: The activity atau experience
design, humanistic design, the open free design, dll. Dalam makalah ini hanya akan menjelaskan satu saja.
The activity atau Experience Design
Model desain ini berawal pada abad 18, hasil karya Rosseau dan Pestalozzi.
Terdapat beberapa ciri utama
dalam desain ini:
- Struktur
kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik.
- Kurikulum
tidak dapat disusun ”jadi” sebelumnya, tetapi disusun bersama oleh para guru
dengan para siswa.
- Desain
kurikulum lebih menekankan pada prosedur pemecahan masalah.
Kelebihan:
- Motivasi
belajar bersifat intrinsik, karena kegiatan pendidikan didasarkan pada kebutuhan
dan minat peserta didik.
- Pengajaran
memperhatikan perbedaan individu.
- Kegiatan-kegiatan
pemecahan masalah memberikan bekal kecakapan dan pengetahuan untuk menghadapi
kehidupan diluar sekolah.
Kelemahan:
- Penekanan
pada minat dan kebutuhan peserta didik belum tentu cocok dan memadai untuk
menghadapi kenyataan dalam hidup, karena kehidupan modern sangat kompleks.
- Kurikulum
yang disusun tidak mempunyai pola dan struktur.
- Kontinuitas
dan sekuen bahan sangat lemah, karena minat peserta didik tidak memberikan
landasan kuat untuk menyusun sekuen (dalam arti minat sangat mudah berubah,
karena adanya faktor lingkungan maupun perkembangan).
- Desain kurikulum seperti ini tidak
dapat dilakukan oleh guru biasa, tapi harus guru yang ahli dalam pendidikan,
ahli psikologi, juga ahli dalam hubungan sosial.
Kelompok V
KURIKULUM PAI
Mengacu pada
pengertian sebelumnya, bahwa kurikulum pendidikan Islam merupakan suatu
rancangan atau program studi yang berkaitan dengan materi atau pelajaran Islam,
tujuan proses pembelajaran, metode dan pendekatan, serta bentuk evaluasinya. Karena
itu, yang dimaksud dengan kurikulum PAI adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani
dan mengamalkan ajaran Islam secara kaffah (totalitas).
Tujuan Kurikulum PAI
- Tercapainya manusia seutuhnya,
karena Islam itu adalah agama yang sempurna sesuai dengan firman-Nya.
- Tercapainya kebahagiaan dunia
akhirat, merupakan tujuan yang seimbang.
- Menumbuhkan kesadaran manusia
mengabdi, dan patuh terhadap perintah dan menjauhi larangan-Nya
Metode Kurikulum PAI
Metode adalah cara yang digunakan tenaga pendidik dan
peserta didik dalam proses belajar mengajar. Jadi, metode merupakan alat untuk
menciptakan interaksi antara guru dan siswa dalam mempelajari sebuah materi
tertentu. Dalam hal ini, guru berperan sebagai penggerak, fasilitator,
pembimbing dan seterusnya. Sementara siswa, dapat berperan aktif dalam kegiatan
tersebut.
Metode yang perlu digunakan, menurut A. Malik Fadjar
(1998:159-160), haruslah memiliki dua landasan. Pertama, landasan motivasional.
Yaitu pemupukan sifat individu peserta didik untuk menerima ajaran agamanya dan
sekaligus bertanggungjawab terhadap pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, landasan moral. Yaitu tertanamnya nilai
keagamaan dan kayakinan peserta didik sehingga perbuatannya selalu mengacu pada
isi, jiwa dan semangat akhlak karimah. Selain itu, agar tersusunnya tata nilai
(value system) dalam peserta didik yang bersumber pada ajaran yang otentik,
sehingga memiliki daya tahan dalam menghadapi setiap tantangan dan perubahan
zaman.
Materi Kurikulum PAI
Selama ini, kurikulum pendidikan agama Islam itu
adalah ajaran pokok Islam yang meliputi masalah aqidah (keimanan), syari'ah
(keislaman), dan akhlak (ihsan). Tiga ajaran pokok kemudian dijabarkan dalam
bentuk rukun iman, Islam, dan Ihsan. Dari ketiganya lahirlah ilmu tauhid, ilmu
fiqh, dan ilmu akhlak. Namun menurut hemat penulis, kontens pendidikan agama
Islam semacam itu belum sepenuhnya mampu menjadikan peserta didik memiliki
keunggulan yang utuh dan integratif dalam dirinya. Sebab Islam perlu dijabarkan
lebih luas, seluas jagat raya ini. Kurikulum pendidikan agama Islam seharusnya
bersentuhan dengan segala aspek kehidupan manusia yang bersumber pada al-qur'an
dan hadits serta penalaran logis dan hasil observasi yang kaya dengan
pengetahuan dan pengalaman hidup dan kehidupan.
Evaluasi Kurikulum PAI
Untuk menentukan hasil atau proses dari sebuah
kegiatan dan aktifitas memerlukan apa yang disebut dengan evaluasi. Evaluasi
adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam
kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana
tingkat perubahan dalam diri siswa. Menurut Stufflebeam, seperti yang dikutip
Suke Silverius (1991:4), menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses menggambarkan,
memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif
keputusan.
Kelompok VI
STRATEGI
PERKEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN PAI
A. Pengertian Perkembangan
Kurikulum
Perkembangan
kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan
untuk membawa siswa kearah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga
mana perubahan-perubahan itu terjadi pada diri siswa.
Pengembangan
kurikulum adalah proses siklus, yang tidak pernah berakhir. Proses tersebut
terdiri dari empat unsure, yakni:
1.
Tujuan yaitu
mempelajari dan menggmbarkan semua sumber pegetahuan dan pertimbangan tentang
tujuan-tujuan pengajaran.
2.
Metode dan
material yaitu mengembangkan dan mencoba menggunakan metode-metode dan material
sekolah untuk mencapai tjuan-tujuan tadi yang serasi menurut pertimbangan guru.
3.
Penilaian
yaitu menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan.
4.
Balikan
yaitu umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh.
B. Strategi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
Terdapat
berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh para
ahli. Yang salah satunya dikemukakan oleh Kozna yang menjelaskan bahwa secara
umum strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang
dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada para peserta
didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh seorang guru maka ada
beberapa strategi pembelajaran pendidikan agama islam, yaitu:
1.
Mengidentifikasikan
dan menetapkan spesifikasi serta kualifikasi perubahan ingkah laku dan
kepribadian anak didik pengajar.
2.
Terlebih
dahulu memilih sistem pendekatan belajar berdasarkan aspirasi dan pandangan
hidup anak didik pengajar.
3.
Menetapkan
prosedur, metode dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tetap sehingga
dapat dijadikan pegangan dalam kegiatan mengajar guru.
4.
Memberikan
batasan norma-nrm dan batas minimal standar keberhasilan kemudian dijadikan
pedoman dalam melakukan evaluasi dari hasil belajar siswa.
KELOMPOK VII
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Pengertian Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut dan evaluasi yang perlu pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengambangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu.
Kurikulum tahun 2004 ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
- Lebih menitikberatkan pencapaian target kompetensi (attainment target) dari pada penguasaan materi.
- Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumberdaya pendidikan yang tersedia.
- Memberikan kebebasan yang luas kepada pelaksana pendidikan dilapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa kurikulum PAI tahu 2004 merupakan seperangkat instrumen atau alat (pencernaan dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa). ada beberapa ketentuan yang menjadi landasan pembentukan kurikulum Pendidikan Agama Islam secara luas, yaitu :
1) Asas
Mohammad al-Thoumy al-Syaibany, mengemukakan bahwa asas-asas umum yang menjadi landasan pembentukan kurikulum pendidikan agama itu adalah sebagai berikut :
a) Asas Agama
b) Asas Falsafah
c) Asas Psikologi
d) Asas Sosial
2) Tujuan
Pada dasarnya Tujuan Pendidikan Agama Isalm baik iti di SD, SMP, maupun SMA, secara redaksional sama. Yaitu, substansinya adalah bertujuan untuk peningkatan keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia dengan melalui pemberian pengetahuan dan pengalaman, sehingga setelah proses pendidikan berakhir, peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangasa dan bernegara.
3) Ruang Lingkup
Ruang lingkup pendidikan Agama Islam di SD, SMP dan SMA/SMK yaitu :
(1) Hubungan manusia dengan Allah SWT,
(2) Hubungan manusia Sesama manusia, dan
(3) Hubungan manusia dengan Alam (makhluk selain manusia) dan lingkungan.
4) Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Ssekolah Umum.
Kompetensi dasar Pendidikan Agama Islam di SD, SMP, dan SMA/SMK adalah sebagai berikut.
a. Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam di SD, SMP, SMA Kopetensi dasar mata pelajaran PAI di SD berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus di kuasai siswa selama menempuh pendidikan di SD, SMP, SMA. Kemampuan ini berorientasi pada prilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus di capai di SD, SMP, maupun SMA.
STRUKTUR ORGANISASI KURIKULUM PAI
Struktur organisasi kurikulum PAI merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus di tempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran PAI. dengan sekelompok orang yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
A. Struktur Kurikulum PAI
Struktur kurikulum PAI merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus di tempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran PAI. Kedalam muatan kurikulum setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan PAI dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan bahan belajar yang tercantum dalam stuktur kurikulum PAI.
B. Organisasi Kurikulum PAI
Di lihat dari organisasi kurikulum, ada tiga tipe atau bentuk kurikulum, yakni :
1. Separated subject curriculum
2. Correlated Curriculum
3. Integrated Curriculum
1. Separated subject curriculum
Pada bentuk ini, bahan dikelompokan pada mata pelajaran yang sempet, dimana mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya menjadi terpisah-pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali, sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.
2. Correlated Curriculum
Correlated Curriculum adalah suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, tetapi tetap memperhatikan ciri/karakteristik tiap bidang studi Tersebut. Hubungan (korelasi) Antar mata pelajaran tersebut dapat dilakukan secara :
a. Insidental artinya kebetulan ada hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajran yang lainnya.
b. Hubungan yang lebih erat, misalnya suatu pokok permasalahan yang diperbincangkan dalam sebagai bidang studi.
c. Batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan, yakni dengan menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran tersebut, di sebut dengan Broad Filed
3. Integrated Curriculum
Dalam Integretad Curriculum, pelajaran di pusatkan pada suatu masalah atau topic tertentu, misalnya suatu masalah di mana semua mata pelajaran dirancang dengan mengacu pada topic tertentu.
Apa yang disajikan di sekolah, disesuaikan dengan kehidupan anak di luar sekolah. Pelajaran disekolah membantu siswa dalam menghadapi berbagai persoalan di luar sekolah.
Di samping ini juga mempunyai beberapa kelebihan atau manfa’at, sebagai berikut :
1. Segala masalah yang di bicarakan dalam unit sangat bertalian erat.
2. Sangat sesuai dengan perkembangan moderen tentang belajar mengajar
3. Memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dengan masyarakat.
KURIKULUM DAN TUJUAN PEMBELAJARAN PAI
Dasar pengembangan kurikulum PAI adalah:
1) Agama merupakan hak asasi manusia.
2) Dasar Negara Pancasila sila Pertama “Ketuhanan yang Maha Esa”
3) UUD 1945 Pasal 29 Ayat 1 dan 2 tentang hak dan kebebasan menjalankan agama.
4) UU RI NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3
Sedangkan menurut Dr. Amai Arief, M. A. dasar-dasar kurikulum PAI antara lain:
a. Dasar agama.
b. Dasar falsafah.
c. Dasar psikologis.
d. Kurikulum diharapkan.
Kurikulum PAI mencakup usaha untuk mewujudkan keharmonisan, keserasian, kesesuaian dan keseimbangan antara:
1. Hubungan manusia dan Sang Pencipta (Allah SWT).
2. Hubungan manusia dengan manusia.
3. Hubungan antara manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam.
4. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri (berakhlak dengan diri sendiri).
Keempat hubungan tersebut diatas, tercakup dalam kurikulum PAI yang tersusun dalam beberapa mata pelajaran, yaitu:
a) Mata pelajaran akidah akhlak,
b) Mata pelajaran ibadah syariah (fiqh),
c) Mata pelajaran al-Qur’an hadits,
d) Mata pelajaran sejarah dan kebudayaan Islam (SKI), dan
e) Mata pelajaran bahasa Arab.
Secara garis besar tujuan PAI ialah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam, sehingga ia menjadi manusia muslim yang bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan dalam konteks Islam yaitu bimbingan terhadap perkembangan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.
Menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Islam menghendaki agar manusia di didik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat adz-Dzariyat ayat 56: “Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, dan pemikiran yang disangkutan dengan Allah.
KURIKULUM DAN BAHAN AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
A. Pengertian Bahan Ajar atau Materi Ajar Pendidikan Agama Islam
Bahan Ajar/Materi Ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Menurut Nana Sudjana, Bahan Ajar atau Materi Ajar adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Melalui Bahan Ajar atau Materi Ajar ini siswa siantarkan kepada tujuan pengajaran. Dengan kata lain tujuan yang akan dicapai siswa di warnai dan dibentuk oleh Bahan Ajar atau Materi Ajar. Bahan Ajar atau Materi Ajar pada hakekatnya adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan kepada siswa sesuai denga kurikulum yang digunakannya.
Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
B. Isi Bahan Ajar atau Materi Pembelajaran
1. Pengetahuan sebagai Materi Pembelajaran
Isi Materi Pembelajaran yang berupa pengetahuan meliputi:
a. Fakta
b. Konsep
c. Prinsip
d. Prosedur
2. Keterampilan sebagai Materi Pembelajaran
Dalam mapel PAI materi yang berupa keterampilan tidak ada, sehingga tidak terlalu dituntut untuk dikembangkan, kecuali dalam hal pengembangan kemampuan membaca ayat-ayat al-Quran. Jika siswa sudah mampu membaca ayat al-Quran dengan benar, maka bisa ditingkatkan kemampuannya untuk membacanya dengan lagu tertentu. Membaca dengan lagu ini merupakan keterampilan dalam membaca ayat al-Quran.
3. Sikap atau Nilai sebagai Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran jenis sikap atau nilai adalah materi pembejaran yang berkenaan dengan kejujuran, sabar, amanah, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, semangat bekerja, bertanggung jawab, bangga berbahasa Indonesia, bersikap positif pada bahasa Indonesia dan hormat pada sesama.
C. Merumuskan Bahan Ajar atau Materi Ajar dalam RPP PAI
Langkah-langkah merumuskan Bahan Ajar atau Materi Ajar sesuai dengan panduan pengembangan materi pembelajaran (Depdiknas, 2008) sebagai berikut:
a. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
b. Identifikasi jenis-jenis mteri PAI
c. Identifikasi indikator pencapaian kompetensi
d. Penulisan Bahan Ajar atau Materi Ajar dalam RPP
KELOMPOK X
KURIKULUM DAN BAHAN AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
A. Pengertian Bahan Ajar atau Materi Ajar Pendidikan Agama Islam
Bahan Ajar/Materi Ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Menurut Nana Sudjana, Bahan Ajar atau Materi Ajar adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Melalui Bahan Ajar atau Materi Ajar ini siswa siantarkan kepada tujuan pengajaran. Dengan kata lain tujuan yang akan dicapai siswa di warnai dan dibentuk oleh Bahan Ajar atau Materi Ajar. Bahan Ajar atau Materi Ajar pada hakekatnya adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan kepada siswa sesuai denga kurikulum yang digunakannya.
Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
B. Isi Bahan Ajar atau Materi Pembelajaran
1. Pengetahuan sebagai Materi Pembelajaran
Isi Materi Pembelajaran yang berupa pengetahuan meliputi:
a. Fakta
b. Konsep
c. Prinsip
d. Prosedur
2. Keterampilan sebagai Materi Pembelajaran
Dalam mapel PAI materi yang berupa keterampilan tidak ada, sehingga tidak terlalu dituntut untuk dikembangkan, kecuali dalam hal pengembangan kemampuan membaca ayat-ayat al-Quran. Jika siswa sudah mampu membaca ayat al-Quran dengan benar, maka bisa ditingkatkan kemampuannya untuk membacanya dengan lagu tertentu. Membaca dengan lagu ini merupakan keterampilan dalam membaca ayat al-Quran.
3. Sikap atau Nilai sebagai Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran jenis sikap atau nilai adalah materi pembejaran yang berkenaan dengan kejujuran, sabar, amanah, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, semangat bekerja, bertanggung jawab, bangga berbahasa Indonesia, bersikap positif pada bahasa Indonesia dan hormat pada sesama.
C. Merumuskan Bahan Ajar atau Materi Ajar dalam RPP PAI
Langkah-langkah merumuskan Bahan Ajar atau Materi Ajar sesuai dengan panduan pengembangan materi pembelajaran (Depdiknas, 2008) sebagai berikut:
a. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
b. Identifikasi jenis-jenis mteri PAI
c. Identifikasi indikator pencapaian kompetensi
d. Penulisan Bahan Ajar atau Materi Ajar dalam RPP
1 Komentar untuk "Resume-an Materi Kurikulum (PAI-C)"
Casino | Best Payout Hotel in Las Vegas 2021
The most popular casino in 진주 출장샵 Las Vegas: Las Vegas Grand. 영주 출장안마 Located 동해 출장마사지 adjacent to Wynn Las 인천광역 출장마사지 Vegas and Caesars Palace. It's the largest casino in Las Vegas 의정부 출장샵