Makalah Perencanaan Penentuan Metode Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan saat ini masih diselimuti aneka problematika yang belum terurai dari masa ke masa. Diantaranya hal menerapkan metode dalam proses pembelajaran. Namun untuk menentukan metode dalam pembelajaran dibutuhkan perencanaan-perencanaan yang matang. Karena tanpa didukung perencanaan metode pembelajaran, proses belajar akan terasa kaku dan statis sehingga menyebabkan pelaksanaan pembelajaran cenderung kurang maksimal dan monoton.

Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana merencanakan metode pembelajaran, sehingga para calon guru dapat menerapkan metode yang tepat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Metode Pembelajaran?
2. Apa Saja Landasan Metode Pembelajaran?
3. Bagaimana Tujuan Metode Pembelajaran?
4. Sebutkan Macam-macam Metode mengajar?
5. Bagaimana Merencanakan Metode Pembelajaran? 

C. TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan Metode Pembelajaran.
2. Menjelaskan Landasan Metode Pembelajaran.
3. Menjelaskan Tujuan Metode Pembelajaran.
4. Menjelaskan Macam-macam Metode mengajar.
5. Menjelaskan Merencanakan Metode Pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran

Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa yunani, yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.
Sedangkan bila ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan. 

B. Landasan dan Kedudukan Metode Pembelajaran

1. LandasanMetodePembelajaran

a. Landasan religius Islam
Landasan religius Islami berdasarkan Al-qur’an dan Sunnah
b. Landasan filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pembelajaran. Landasan filosofis merupakan landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat.Filsafat dalam pembelajaran berupaya menjawab secara kritik dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pembelajaran. Seperti apa, mengapa, ke mana, bagaimana, dan sebagainya dari pembelajaran itu.
c. Landasan sosiologis
Kegiatan pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi yang memungkinkan generasi muda mengembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat.
d. Landasan psikologi

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil pembelajaran siswa, diantaranya:
a) Tingkat kecerdasan siswa
b) Sikap siswa
c) Bakat siswa
d) Minat siswa
e) Motivasi siswa

Tujuan pembelajaran  pada hakikatnya adalah diperolehnya perubahan tingkah laku individu. Oleh karena itu, metode pembelajaran sebagai upaya membantu siswa dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran juga didasarkan atas psikologis. 

C. Macam-macam Metode mengajar

Metode bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah tujuan tertentu  yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan. 

1. Metode Diskusi
Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/ pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok,permainan, dan lain-lain.
Kelebihan yang dimiliki metode diskusi:
1) Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
4) Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
5) Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
6) Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
7) Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi.
8) Menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
9) Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
Kelemahan yang dimiliki metode diskusi:
1) Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
2) Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
3) Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
4) Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
5) Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.
6) Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.
Aplikasi dalam Pembelajaran
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama.

2. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dipandang monoton, karena penyampai informasi seperti ini tidak mengundang umpan balik.
Langkah-langkah di bawah ini dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mempertinggi hasil metode ceramah:
a. Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas.
b. Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti sesuaikah metode ini dengan tujuan.
Sering terjadi setelah melihat tujuan dan metode ternyata untuk keperluan ini lebih tepat digunakan metode lain. Menyusun ceramah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Bahan ceramah dapat dimengerti dengan jelas, maksudnya setiap pengertian dapat menghubungkan pembicaraan dengan pendengar dengan tepat.
2) Dapat menangkap perhatian siswa
3) Memperlihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang mereka peroleh berguna bagi kehidupan mereka.
c. Menanamkan pengertian yang jelas. Hal ini dapat dilaksanakan dengan berbagai jalan. Salah satu diantaranya adalah guru memulai pembicaraan dengan suatu ikhtisar/ringkasan tentang pokok-pokok yang akan diuraikan. Kemudian menyusul bagian dari pokok bahasan yang merupakan inti, dan akhimya disimpulkan kembali pokok-pokok yang penting dari pembicaraan itu. Jalan lain yang dapat ditempuh misalnya, untuk setiap ungkapan sulit, terlebih dahulu dikemukakan contoh-contoh.
Guru terlebih dahulu mengemukakan suatu cerita singkat bersifat ilustratif, sehingga dapat menggambarkan dengan jelas apa yang dimaksud. Menangkap perhatian siswa dengan menunjukkan penggunaannya. Siswa akan tertarik bila mereka melihat bahwa apa yang di pelajari berguna bagi kehidupan. Sebuah teknik yang sering dapat menguasai perhatian siswa pada awal ceramah sampai selesai adalah dengan menghadapkan siswa pada pertanyaan. Dengan pertanyaan itu mereka diajak berpikir dan seterusnya mengikuti pembicaraan guru.
Kelebihan metode ceramah
Berikut ini adalah kelebihan dari metode ceramah:
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan
Kelemahan metode ceramah:
Berikut ini adalah kelemahan yang dimiliki metode ceramah:
a. Membuat siswa pasif.
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa.
c. Mengurung daya kritis siswa.
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu lama membosankan.
h. Terkadang penafsiran murid dengan apa yang dijelaskan guru berbeda.
Aplikasi dalam pembelajaran

Jika guru akan menyampaikan pengajaran kepada sejumlah siswa yangbesar (misalnya sekitar 75 orang atau lebih), maka metode ceramah lebih efisien dari pada metode lain seperti diskusi, demonstrasi atau eksperimen. Sebab dengan diskusi, guru harus mengatur siswa berkelompok dengan mengubah susunan kursi, sudah tentu dibutuhkan kelas yang besar. Juga guru akan mengalami kesulitan dalam mengawasi kelompok-kelompok yang berjumlah besar.Demikian pula untuk penyelenggaraan demonstrasi atau eksperimen untuk jumlah besar, selain alat-alat yang tidak mencukupi, pengelolaan pengajaran juga mengalami kesulitan.

Guru akan menyimpulkan pokok-pokok penting yang telah diajarkan, sehingga memungkinkan siswa untuk melihat lebih jelas hubungan antara pokok yang satu dengan lainnya. Misalnya, setelah guru selesai mengajarkan sejarah perjuangan bangsa, kepada para siswa ia memberi tugas untuk menjawab beberapa pertanyaan yang dikerjakan dirumah. Kemudian pada pelajaran berikutnya, guru membicarakan bersama tugas yang telah dikerjakan siswa, dan guru menyimpulkan garis besar sejarah ters

3. Independent Study
Independent Study, Istilah ini diperkenalkan oleh Charles Wedemeyer dari Universitas Wiscounsin sebagai istilah umum untuk jenis-jenis pendidikan yang di Amerika Serikat biasa disebut sebagai “belajar melalui korespondensi, pendidikan terbuka, pengajaran melalui radio dan TV, atau belajar mandiri.” Sedangkan di Eropa jenis-jenis yang disebutkan tadi digolongkan ke dalam Belajar Terbuka/Jarak Jauh.

Istilah Independent Study ini seringkali dipakai sebagai ganti istilah Belajar Terbuka/Jarak Jauh di Amerika Serikat. Kelemahan istilah ini kadang-kadang ditafsirkan sebagai ketidakterikatan pada lembaga pendidikan, Padahal Belajar Terbuka/Jarak Jauh itu selalu terikat dan dikelola oleh suatu lembaga pendidikan. Di Amerika Serikat sendiri orang seringkali ragu-ragu untuk menggunakan istilah ini sebab istilah tersebut sudah sering dipakai sebagai pengganti istilah belajar secara individual. Memang proses belajar dalam sistem PT/JJ seringkali dilakukan secara individual, tetapi tidak semua belajar secara individual adalah pendidikan jarak jauh. Pada sistem belajar konvensional kadang kala siswa diminta belajar secara individual. Tujuan dan hasil yang ingin dicapai ditentukan melalui kontrak yang disepakati oleh guru dan siswa secara individual.
Kelebihan
a. Memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk memegang kendali atas kesuksesan belajar masing-masing.
b. Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan e-learning.
c. Siswa atau peserta didik mempunyai keleluasaan dalam memilih tempat belajar.
d. Siswa atau peserta didik dapat menentukan sendiri waktu belajarnya, sesuai dengan kemauan dan waktu yang dimilikinya.
e. Siswa atau peserta didik dapat menentukan sendiri cara belajar yang sesuai untuk dirinya.
f. Siswa atau peserta didik mempunyai keleluasaan dalam menentukan kecepatan belajarnya. Lama waktu untuk mempelajari sesuatu penggalan isi pelajaran (learning chunk) ditentukan oleh siswa sendiri.
Kelemahan
a. Kontrol dari guru kurang sehingga siswa belajar sesuai kehendaknya sendiri.
b. Jika siswa mengalami kesulitan, tidak bisa secara langsung berkonsultasi dengan guru ataupun teman.
c. Kualitas ilmu yang didapatkan kurang maksimal, karena siswa belajar dengan kontrol dirinya sendiri.

4. Metode Demonstrasi

Demonstrasi adalah metode yang digunakan pada pengajaran manipulatif dan keterampilan, pengembangan pengertian, untuk menunjukkan bagaimana melakukan praktik-praktik baru dan memperbaiki cara melakukan sesuatu.

1) Metode Demonstrasi Cara
Demonstrasi cara menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu. Hal ini termasuk bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan yang sedang dikerjakan, memperlihatkan apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, serta menjelaskan setiap langkah pengerjaannya. Biasanya dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat dan tidak memerlukan banyak biaya.

2) Metode Demonstrasi Hasil
Demonstrasi hasil dimakduskan untuk menunjukan hasil dari beberapa praktik dengan menggunakan bukti-bukti yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan.

Kelebihan
a. Demonstrasi menarik dan menahan perhatian
b. Demonstrasi menghadirkan subjek dengan cara mudah dipahami
c. Demonstrasi menyajikan hal-hal yang meragukan apakah dapat atau tidak dapat dikerjakan.
d. Metode demonstrasi adalah objektif dan nyata.
e. Metode demonstrasi menunjukkan pelaksanaan ilmu pengetahuan dengan contoh.
f. Demonstrasi mempercepat penyerapan langsung dari sumbernya.
g. Dapat membantu mengembangkan kepemimpinan lokal.
h. Dapat memberikan bukti bagi praktik yang dianjurkan.
i. Melihat sebelum melakukan. Manfaat bagi siswa dengan melihat sesuatu yang dilakukan sebelum mereka harus melakukannya sendiri.

Kelemahan
a. Demonstrasi yang baik tidak mudah dilaksanakan.
Keterampilan yang memadai diperlukan untuk melaksanakan demonstrasi yang baik.
b. Metode demonstrasi terbatas hanya untuk jenis pengajaran tertentu.
c. Demonstrasi hasil memerlukan waktu yang banyak dan agak mahal.
d. Memerlukan banyak persiapan awal.
e. Dapat dipengaruhi oleh cuaca.
f. Dapat mengurangi kepercayaan jika tidak berhasil
g. Tidak mengalami langsung. Sebuah demonstrasi bukan merupakan pengalaman langsung bagi siswa kecuali mereka mengikuti dari awal, sebagai guru adalah menunjukkan langkah atau keterampilan.

Aplikasi dalam Pembelajaran
Sebagai seorang guru sebaiknya menggunakan teknologi dan media untuk membantu demonstrasi di kelas. Misalnya, menyiapkan video dari demonstrasi di depan kelas, menunjukkan ke seluruh kelas dan berbicara dengan siswa tentang apa yang mereka lihat. Hal ini berguna untuk melakukan demonstrasi sehingga guru tidak perlu melakukan demonstrasi dan panduan pengamatan mereka pada waktu yang sama. Hal ini sangat efektif dengan prosedur yang kompleks. Juga, guru dapat menggunakan objek aktual untuk demonstrasi; hanya memastikan bahwa setiap orang akan memiliki pandangan yang benar mengenai apa yang ditayangkan.

Demonstrasi dapat digunakan pada seluruh kelas, kelompok kecil, atau individu yang membutuhkan sedikit tambahan penjelasan tentang bagaimana melakukan suatu tugas.

Siswa dapat memberikan demonstrasi kepada kelas mereka pada keterampilan atau prosedur baru yang telah mereka pelajari. Sebagai contoh, seorang siswa yang sudah tahu cara untuk memindahkan foto dari kamera digital ke komputer dapat meminta untuk menunjukkan teman-temannya atau kepada seluruh kelas. Menggunakan peralatan yang tersedia dalam laboratorium kimia antarsiswa dapat menampilkan kepada seluruh kelas mengenai prosedur tertentu yang mereka gunakan dalam menyelesaikan tugas.

Demonstrasi dalam kerucut Dale berada pada urutan ke-4 setelah dramatisasi, pengalaman buatan, dan pengalaman langsung. Metode ini memberikan porsi waktu 70% milik pengajar/ guru dan 30% milik siswa.

5. Metode Eksperimen (Percobaan)

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Metode eksperimen merupakan suatu metode mengajar yang menggunakan alat dan tempat tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali.Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah.

Sama halnya dengan metode-metode lainnya, metode ini juga memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Kelebihan dan kelemahan tersebut menurut Martiningsih (2007) dalam blognya yakni sebagai berikut.

Kelebihan
a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
b. Memotivasi peserta didik untuk mengeksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
c. Dapat membina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan.

Kelemahan
a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didikberkesempatan mengadakan ekperimen.
b. Memerlukan jangka waktu yang lama.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu sains dan teknologi.

Aplikasi dalam Pembelajaran
Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) dalam kutipan blog Martiningsih (2007) adalah :
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.
b. Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
c. Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.

6. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab terkadang susah dibedakan dengan metode diskusi. Akan tetapi jika dilhat dari tujuannya, maka tanya jawab lebih bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa mengenai fakta-fakta yang telah disampaikan guru. Untuk mengukur sejauh mana pengetahuan itu, maka guru memberikan pertanyaan kepada siswa, kemudian muncul respon jawaban dari siswa.

Kelebihan
a. Kelas lebih aktif karena siswa tidak hanya mendengarkan saja.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum diketahui siswa.
c. Guru dapat mengetahui sejauh mana penangkapan siswa terhadap sesuatu yang diterangkan.

Kelemahan
a. Dengan tanya-jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.
b. Membutuhkan waktu lebih banyak. (Sofa, 2008)

Aplikasi dalam pembelajaran
Praktek metode tanya jawab, guru memberikan pertanyaan kepada siswa setelah selesai menyamaikan pelajaran. Materi yang ditanyakan tidak lepas dari pelajaran yang telah disampaikan.

7. Metode resitasi

Metode resitasi biasa disebut metode pekerjaan rumah, karena siswa diberi tugas-tugas khusus di luar jam pelajaran.
a. Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu pengajaran tertentu dengan sistem gotong royong.
b. Metode sosio drama dan bermain peranan
Metode sosio drama dan bermain peranan merupakan teknik mengajar yang banyak kaitannya dengan pendemonstrasian kejadian-kejadian yang bersifat sosial.
c. Metode karyawisata
Metode karyawisata adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan mengajak para siswa keluar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan.
d. Metode drill
Metode drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanyadengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap-siapkan.  

D. Merencanakan Metode Pembelajaran

Memilih motode pembelajaran tidaklah sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan faktor-faktor lain. Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Maka dari itu, seorang guru haruslah mengenal, memahaminya, dan mempedomaninya ketika akan melaksanakan pemilihan dan penentuan metode. Dalam merencanakan metode pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Tujuan pembalajaran

Dalam proses pembelajaran, guru harus menetapkan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Menurut taksonomi Bloom, secara teoritis tujuan pembelajaran dibagi atas tiga kategori, yaitu (1) tujan pembelajaran ranah kognitif, (2) tujuan pembelajaran ranah efektif, (3) tujuan pembelajaran ranah psikomotorik.
Adanya perbedaan tujuan pembelajaran akan berimplikasi pula pada adanya perbedaan strategi pembelajaran yang harus diterapkan. Jadi, dalam menerapkan suatu strategi pembelajarantidak bisa mengabaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Karakteristik siswa

Karakteristik siswa berhubungan dengan aspek-aspek yang melekat pada diri siswa, seperti motivasi, bakat, minat, kemampuan awal, gaya belajar, kepribadian, dan sebagainya.
Karakteristik siswa yang amat kompleks tersebut harus juga dijadikan pijakan dasar dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Tanpa mempertimbangkan karakteristik siswa tersebut, maka penerapan strategi pembelajaran tertentu tidak bisa mencapai hasil belajar secara maksimal. Misalnya, siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah dengan siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, tentu membutuhkan strategi yang berbeda dalam pembelajaran. Demikian pula siswa yang memilikigaya visual dan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, tentu tidak bisa disamakan dalam proses penerapan strategi pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya betul-betul memahami karakteristik siswa yang mengikuti proses pembelajaran.

3. Kemampuan Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru misalnya kurang suka berbicara, tetapi seorang guru yang lain suka berbicara. Seorang guru yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang sarjana bukan pendidikan dan keguruan. Guru yang sarjana pendidikan dan keguruan barangkali lebih banyak menguasai metode-metode mengajar, karena memang dia dicetak sebagai tenaga ahli di bidang keguruan dan wajar saja dia menjiwai dunia guru.

Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode. Itulah yang biasanya dirasakan oleh mereka yang bukan berlatar-belakangkan pendidikan guru. Apalagi belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai. Sungguhpun begitu, baik dia berlatar belakang pendidikan guru maupun dia yang berlatar belakang bukan pendidikan guru, dan sama-sama minim pengalaman mengajar di kelas, cenderung sukar memilih metode yang tepat. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaanya menemui kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan inten guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

4. Situasi Kelas

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari kehari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Dilain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok. Anak didik dibagi kedalam beberapa kelompok belajar dibawah pengawasan dan bimbingan guru. Disana semua anak didik dalam kelompok masing-masing diserahi tugas oleh guru untuk memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini tentu saja guru telah memilih metode mengajar untuk membelajarkan anak didiknya, yaitu metode problem solving. 

5. Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang memengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan memengaruhi metode mengajar. Ketiadaan laboratorium untuk praktik IPA, misalnya, kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demonstrasi. Demikian juga halnya ketiadaan mempunyai fasilitas olahraga, tentu sukar bagi guru menerapkan metode latihan. Justru itu, keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain mendukung. 

6. Karakteristik/Struktur Bidang Studi

Struktur bidang studi terkait dengan hubungan-hubungan di antara bagian-bagian suatu bidang studi. Struktur bidang studi mata pelajaran matematika tentu berbeda dengan struktur bidang studi sejarah. Perbedaan struktur bidang studi tersebut membutuhkan strategi pembelajaran yang berbeda pula. Misalnya dalam mata pelajaran sejarah seorang guru dapat memulai pelajaran dari pokok bahasan apa saja, sebaliknya mata pelajaran matematika tidak bisa dilakukan seperti itu. Itulah sebabnya, pemahaman seorang guru terhadap struktur bidang studi yang diajarinya sangat penting dalam menetapkan metode pembelajaran yang akan digunakan. 

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.

Landasan Metode Pembelajaran adalah landasan religius, landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan psikiologis.

Tujuan Metode Pembelajaran adalah untuk mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah tujuan tertentu  yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan.

Macam-macam Metode mengajar adalah Metode ceramah, Metode diskusi, Metode tanya jawab, Metode demonstrasi, Metode Eksperimen, Metode resitasi, Metode kerja kelompok, Metode sosio drama dan bermain peranan, Metode karyawisata, Metode drill.

Dalam merencanakan metode pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:Tujuan pembalajaran, Karakteristik siswa, Kemampuan Guru, Situasi Kelas, Fasilitas, Karakteristik/Struktur Bidang Studi.

B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Kami menyadari bahwa dalam makalah yang kami buat ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya. Dan semoga apa yang kita diskusikan pada kesempatan kali ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Group, 2011)

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Group, 2011)

M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)

R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003)

Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006)

http://amrikhan.wordpress.com/2012/10/29/perencanaan-metode-pembelajaran-2/




Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Makalah Perencanaan Penentuan Metode Pembelajaran"

Terima Kasih Sudah Berkomentar